Tahun Hijriyah

, Pada : Senin, 12 Januari 2009


Kalau saya ditanya : “Kamu lahir tanggal berapa, bulan apa?”, pasti saya lancar menjawab – tentu saja dengan mengutip perkataan orang tua - : “Saya lahir tanggal 1 bulan Juni, hari minggu menjelang Isya”.
Tetapi kalau pertanyaan itu bunyinya begini :”Kamu lahir tanggal berapa bulan apa menurut kalender hijriyah?”. Saya pasti celingukan. Terus terang saya tidak tahu!. Dan saya yakin, walaupun kita muslim, kebanyakan dari kita kurang begitu merasa familier dengan kalender hijriyah. Padahal,…padahal nih, perhitungan kalender hijriyah bagi ummat Islam sungguh memiliki nilai yang sangat besar dibanding perhitungan kalender masehi. Walaupun – kalau saya mengutip pernyataan ustadz Saiful Islam – baik perjalanan matahari (solar) / penanggalan masehi maupun perjalanan bulan (lunar) / penanggalan hijriyah adalah sama-sama milik Alloh dan yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapinya, mau dipake hura-hura atau dipake muhasabah diri, tetap aja qta sebagai muslim harus merasa memiliki tahun Hijriyah. Betapa tidak, bukankah ibadah-ibadah ritual kita erat kaitannya dengan penanggalan Hijriyah, misalnya shaum bulan Romadhan, naik Haji bulan Dzulhijjah, dst, dst, tentu saja tahunnya adalah tahun Hijriyah.

Penanggalan hijriyah memiliki nilai tarbawi (nilai pendidikan) yang sangat bagus.
Kita tahu bahwa 13 tahun nabi berdakwah di Mekah benar-benar sangat berat, dakwah nabi ditolak, pengikutnya dicaci maki, diintimidasi, diteror, disiksa, dicemooh, diboikot secara sosial maupun ekonomi. Hanya orang-orang yang memiliki status sosial yang lebih baik yang bisa terang-terangan menerima dakwah nabi, seperti Abu Bakar, (tokoh masyarakat yang disegani), Umar bin Khotob (tokoh pemuda pemberani dan gagah perkasa), Utsman bin Affan (saudagar kaya raya), Ali bin Abi Tholib (keturunan bangsawan Bani Hasyim) dan sahabat-sahabat

terkemuka lainnya. Selebihnya (masyarakat biasa) harus rela menerima dakwah nabi dengan cara sembunyi-sembunyi, sebab kalau saja mereka berani muncul ke permukaan menyatakan diri sebagai pengikut nabi, dipastikan keselamatan jiwanya terancam. Inilah fase dakwah yang dinamakan fase dakwah sirriyah (fase dakwah secara sembunyi-sembunyi).

Ketika di Mekah teror semakin memuncak dan situasi sudah tidak kondusif lagi untuk mengembangkan dakwah, maka Alloh SWT memerintahkan nabi dan para pengikutnya untuk berhijrah ke Yastrib (Madinah). Pada saat Hijrah inilah penanggalan Hijriyah untuk pertama kalinya dimulai dan diprakarsai oleh sahabat Umar bin Khotob r.a. Peristiwa hijrah itu sendiri pada hakekatnya adalah momentum strategis dalam kesuksesan dakwah Islam. Di Madinah dakwah nabi mendapat sambutan yang jauh lebih baik dibandingkan di Mekah. Nabi mulai membentuk tatanan masyarakat Islami.

Di Madinahlah Negara Islam untuk pertama kalinya terbentuk. Dari sini muncul kekuatan yang amat dahsyat,…Mekah akhirnya ditaklukan, Persia dan Romawi sebagai dua negara adidaya masa itu, juga dapat ditaklukan, imperium Islam mulai meluas, Islam masuk ke seluruh penjuru dunia, menerangi dari kegelapan menuju cahaya. Kejayaannya berkibar selama kurang lebih delapan abad, sebelum akhirnya mengalami kemunduran pada saat bangkitnya renaissance Eropa.

Kini, Islam mulai menggeliat lagi bangun dari tidur panjangnya. Arus kebangkitan mulai terasa. Para pemudanya bangkit secara militant. Dalam dekade terakhir majalah TIME pernah menulis di sampul mukanya dgn nada yang agak propokatif : “Militant Muslim Revival”, sebuah wacana yang menunjukan ketakutan, sebab kita tahu untuk kepentingan siapa TIME bicara.

Islam menjadi kekuatan politik internasional yang ditakuti oleh negara-negara adidaya. Islam menjadi kekuatan perlawanan terhadap haegemoni kapitalis imperealis internasional. Tatanan baru akan segera dimulai menggantikan tatanan dunia yang sudah keropos dan sedang menuju kebangkrutannya.

0 komentar:

Posting Komentar